Rembang,Rembangcyber.net – Sejumlah tokoh agama di Kabupaten Rembang, menyerukan pentingnya menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan usai gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024.
Bergulirnya isu hak angket belakangan, dianggap justru rawan memicu konflik baru di tengah masyarakat dan dapat mengancam persatuan bangsa.
Hal tersebut dikatakan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Rembang, KH Athoillah Muslim.
“Isu hak angket yang digaungkan saat ini justru akan memicu konflik baru,” ucapnya, Senin (26/2/2024).
Ditambahkannya, proses rekapitulasi suara saat ini masih berjalan. Kalau ada indikasi kecurangan, Athoillah menyarankan agar hal itu dilaporkan kepada pihak Bawaslu.
“Mari kita kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Kalau ada berita atau informasi, kita teliti dengan sungguh-sungguh. Cek dulu, tabayyun, cari tahu kebenarannya. Jangan sampai mudah terprovokasi berita hoaks yang marak di media sosial,” imbuhnya.
Hal sama dikatakan Wakil Ketua MUI Rembang, KH Zainuddin Jakfar. Ia mengimbau masyarakat untuk mengedepankan kepentingan bangsa daripada kepentingan golongan dan pribadi.
”Mari kita bersama-sama pemerintah menjaga kesatuan bangsa dan negara. Dan mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Gereja Kabupaten Rembang, Pendeta Yezkiel Sugimin menyampaikan siapapun yang terpilih dalam Pemilu 2024, harus didukung dengan suka cita.
“Mari kita menerima dengan suka cita, tentunya semua itu tidak lepas dari rencana Tuhan. Setelah Pemilu, mari kembali pada rutinitas pekerjaan sesuai profesi masing-masing,” ucapnya.
Pendeta Yezkiel mengajak masyarakat terutama umat Kristiani untuk melupakan perbedaan saat Pemilu dan jangan mudah terprovokasi.
“Bangsa ini bisa bangkit menjadi bangsa yang makmur. Jangan mudah terprovokasi oleh bahasa apapun yang ingin memecah belah kita. Tetap jaga solidaritas,” kata Pendeta Yezkiel. Red