Yogyakarta, Rembangcyber.net – Sampah masih menjadi momok bagi masyarakat. Jumlah sampah yang terus bertambah, cenderung tak terurus dengan baik.
Tempat pembuangan sampah yang terbatas, membuat sampah tak tertampung dengan baik.
Keterbatasan lahan untuk tempat pembuangan menjadi salah satu pemicu perilaku masyarakat yang buang sampah sembarangan. Akibat perilaku ini, memicu banyak masalah seperti bau busuk dan pencemaran lingkungan.
Dibutuhkan kesadaran masyarakat agar masalah sampah dapat tertangani dengan baik. Kesadaran warga menjadi modal utama untuk penanganan sampah.
Adalah Imam Mukhlas, seorang pemuda yang tinggal di Dusun Soko Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang gigih membangun kesadaran terkait penanganan sampah.
Berawal dari ghirah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya, Mukhlas tergerak untuk memunguti sampah di lingkungannya. Pemuda berusia 35 tahun tersebut dengan telaten dan sabar memunguti sampah di lingkungannya sejak 2016.
Selanjutnya, sampah-sampah yang dikumpulkan dipilah, antara sampah plastik dan organik.
Sampah plastik diolah menjadi Bahan Bakar Alternatif (BBA). Sampah organik dimanfaatkan untuk pakan maggot dan lele. Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan dijual ke tukang rongsok.
“Semuanya berawal dari rasa prihatin terhadap banyaknya sampah di sekitar rumah,” kata Mukhlas, Ahad, (24/9/2023).
Atas kegigihannya, Mukhlas berhasil menggerakkan warga lainnya untuk peduli sampah. Walhasil upayanya tersebut mampu membangun kesadaran masyarakat di daerahnya untuk memanfaatkan sampah dan mengelolanya hingga bernilai ekonomis.
“Sampah saja jika dikelola bisa menjadi uang. Dari situ kemudian terus kita kembangkan,” imbuhnya.
Dengan semangat yang membara, Mukhlas selanjutnya membentuk sebuah perkumpulan bernama Bank Sampah Mandiri Keluarga Harapan (BSMKH). Warga menyambutnya antusias. Dengan kesadaran sendiri banyak warga menyetorkan sampah keluarga ke BSMKH.
“Saat ini anggota kami 11 orang. Kita berbagi tugas mulai tukang pilah hingga proses pengolahan sampah plastik menjadi BBA dan lainnya,” imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, kelompok BSMKH bekerjasama dengan perusahaan migas di daerah setempat yakni Jambaran Tiung Biru (JTB) Pertamina EP Cepu (PEPC) di Kecamatan Ngasem Bojonegoro.
Beberapa support yang dilakukan PEPC di antaranya bantuan berupa rumah pilah sampah, kendaraan operasional hingga pelatihan-pelatihan. Walhasil, usaha ini semakin berkembang dan manfaatnya banyak dirasakan oleh warga secara langsung.
Muklas masih memendam mimpi besar yakni adanya lembaga pengelolaan sampah di tiap desa di Kecamatan Ngasem aga masalah sampah dapat terselesaikan dengan baik dari tingkat desa. Rom