REMBANG, REMBNAGCYBER.NET – Realisasi investasi di Kabupaten Rembang menunjukkan lonjakan signifikan pada triwulan I tahun 2025. Dalam 100 hari kerja pertama Bupati Harno dan Wakil Bupati Mochamad Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies), nilai investasi yang masuk mencapai Rp375,35 miliar, meningkat drastis dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp170,40 miliar.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Rembang, Budiyono, menyampaikan bahwa capaian ini telah melampaui target triwulan I dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.
“Ini menunjukkan kinerja capaian yang optimal,” ujarnya, Rabu (5/6/2025).
Realisasi investasi pada triwulan pertama ini sudah mencapai 27,22 persen dari total target tahunan sebesar Rp1,379 triliun. Pertumbuhan investasi juga mencatatkan angka 2,68 persen, lebih tinggi dibanding 1,32 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Budiyono menyebutkan bahwa iklim investasi yang kondusif menjadi faktor pendorong utama.
“Adanya jaminan keamanan, dukungan sosial, dan kepastian berusaha memberi keyakinan bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya di Rembang,” tambahnya.
Dari sisi sumber dana, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan Rp324,34 miliar atau 86,41 persen dari total investasi. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp51 miliar atau 13,58 persen.
Sektor jasa lainnya menjadi penyumbang investasi terbesar senilai Rp136,18 miliar, disusul sektor pertambangan Rp72,32 miliar dan perdagangan serta reparasi Rp46,03 miliar. Ketiganya menyumbang total Rp254,21 miliar atau 78,38 persen dari investasi PMDN.
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) juga menunjukkan geliat positif. Tercatat 1.461 proyek UMK di sistem OSS dengan nilai komitmen investasi Rp85,69 miliar. Usaha mikro mencatat Rp44,69 miliar dari 1.224 proyek, sedangkan usaha kecil menyumbang Rp41 miliar dari 237 proyek.
Dari sisi ketenagakerjaan, investasi ini menyerap 4.607 tenaga kerja, sedikit turun dari 5.047 orang pada triwulan I tahun 2024. Kecamatan Rembang menjadi penyerap tenaga kerja terbesar (1.582 orang), diikuti Kecamatan Sluke dan Kaliori.
“Serapan tertinggi berasal dari sektor perdagangan, reparasi, hotel dan restoran, serta industri makanan, yang secara total menyumbang 61,23 persen dari jumlah tenaga kerja,” terang Budiyono.
Pemerintah Kabupaten Rembang optimistis capaian ini menjadi landasan kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan sepanjang 2025. AJI