Kota, Rembangcyber.net – Di tengah kesibukannya menjalankan tugas kedinasan, Wakil Bupati Rembang, M Hanies Cholil Barro’ (Gus Hanies) menyempatkan diri ikut melakukan panen udang Vaname di Desa Tireman Kecamatan Rembang, Kamis (2/12/2021).
Panen udang Vaname tersebut berada di tambak Kampoeng Petani Oye (Kapoy) milik Iwan Thomasfa, warga desa setempat.
Udang Vaname yang dipanen dibudidayakan di enam petak tambak berukuran sekira 1.500 meter persegi dengan setiap petak ditabur 250.000 benur.
Melihat secara langsung proses pemanenan di tambak Kapoy, Gus Hanies mengatakan Kabupaten Rembang memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor perikanan budidaya, khususnya udang Vaname.
“Ditengah pandemi Covid-19, budidaya Vaname milik Kapoy masih terus bergeliat. Itu artinya, sektor perikanan budidaya udang Vaname memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan di Rembang,” ucap Gus Hanies, Kamis (2/12/2021).
Gus Wabup menambahkan budidaya Vaneme bisa dikembangkan untuk penguatan ekonomi berbasis kerakyatan guna mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi.
“Di Rembang ini, udang Vaname bisa menjadi komoditas yang menjanjikan. Apalagi selama ini suplai udang Vaname masih sangat terbatas dan belum sebanding dengan permintaan pasar,” imbuhnya.
Gus Hanies menegaskan Kabupaten Rembang yang merupakan daerah pesisir dengan garis pantai mencapai 63 kilometer, memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya udang Vaname untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Gus Hanies sangat mengapresiasi budidaya udang Vaname yang dilakukan Kapoy karena masih bisa eksis di tengah lesunya perekonomian akibat Covid-19. Hal itu sangat membantu warga untuk dapat tetap bekerja di tengah kesulitan akibat pandemi.
“Pandemi berdampak pada berbagai sektor termasuk ekonomi. Butuh terobosan baru agar roda perekonomian masyarakat tetap terus berjalan, salah satunya dengan budidaya Vaname,” tegasnya.
Sementara itu, pemilik tambak Kapoy, Iwan Thomasfa mengatakan panen udang Vaname secara total dapat dilakukan setelah udang berumur 170 hari pasca tabur.
“Sebelumnya, kita bisa memanennya secara bertahap atau parsial. Semua bergantung pasar dan kondisi tambak itu sendiri,’ ucapnya.
Iwan menambahkan, untuk harga jual udang Vaname saat ini mencapai Rp100.500 per kilogram untuk size 30. Sedangkan size 40 harga Rp90.500. Perbedaan harga per size-nya rata rata mencapai Rp 10.000. Dengan harga tersebut, dirinya sudah mendapatkan untung besar.
Iwan mengaku, usaha budidaya udang Vaname memiliki peluang keuntungan yang sangat menjanjikan. Jika usaha ini dikelola dengan baik, petambak akan memperoleh keuntungan besar hingga ratusan juta rupiah.
Apalagi, potensi ekspor udang Vaname masih sangat terbuka lebar. Pihaknya berharap peluang pasar yang ada dapat digarap dan dimanfaat oleh petambak di Rembang.
Iwan yang menekuni budidaya udang Vaname sejak tahun 2011, sangat enjoy menggeluti bisnis ini.
“Yang namanya usaha, tidak mulus. Pernah jatuh juga. Dari pengalaman itu, alhamdulillah kita terus belajar sehingga bisa seperti ini,” ucap Iwan Tomasfa di sela -sela kesibukannya saat panen.
Diakui Iwan, saat ini di Rembang petambak udang Vaname masih bisa dihitung dengan jari. Pasalnya, untuk budidaya udang Vaname butuh modal besar. Itu menjadi kendala utama yang dialami oleh petambak.
“Satu petak ukuran 1.500 meter persegi saja butuh ratusan juta. Ini menjadi kendala utama. Kami petambak sangat berharap ada dukungan dari pemerintah untuk pengembangan budidaya Vaname ini,” ucapnya.
Meski demikian, Iwan menggarisbawahi bahwa budidaya Vaname sangat menjajnjikan karena pasarnya bukan lokal namun ekspor ke manca negara seperti Jepang, Taiwan, Eropa bahkan hingga Amerika.
Iwan berharap pemerintah turut membantu sektor permodalan untuk pengembangan petambak Vaname melalui program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat pesisir. Rom