REMBANG, REMBANGCYBER.NET – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, Jawa Tengah mulai menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk jenjnag Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat, Senin (23/8/2021).
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dindikpora) Kabupaten Rembang, Mardi mengatakan selama kegiatan monitoring pelaksanaan PTM di sejumlah sekolahan, penerapan protokol kesehatan sudah berjalan dengan baik sesuai regulasi dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
“Rembang PPKM Level 3, artinya pembelajaran tatap muka sudah diperbolehkan maksimal 50 persen dari kapasitas. PTM kali ini merupakan tindak lanjut dari ujicoba PTM yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 lalu,” terangnya.
Terkait vaksinasi bagi pelajar, Mardi mengatakan di Rembang belum bisa diterapkan mengingat persediaan vaksin bagi anak-anak usia 7 sampai 12 tahun dari pemerintah pusat belum sampai ke Rembang.
“Di pedomannya bahwa vaksinasi untuk siswa itu bukan merupakan persyaratan, memang di situ kalau bisa anak divaksinasi. Tetapi vaksinasi itu kita tergantung juga persediaan vaksin. Persediaan vaksin dari pusat ini kan belum menyentuh ke anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. Di Rembang, ini kan belum ada vaksin untuk anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. Nanti jika ada, anak-anak divaksin kan malah lebih bagus,” imbuhnya.
Mardi menegaskan untuk kegiatan PTM tidak hanya dilakukan oleh jenjang sekolah SD maupun SMP, namun juga dilaksanakan untuj jenjang Pendidikan Anak Usia Dini.
“Namun harus siap melakukan protokol kesehatan,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa asal Lasem, Khanifatul Fitriyah merasa lega anaknya bisa melakukan PTM. Alasannya, sang anak bisa belajar langsung di sekolah dan bisa bertemu dengan teman dan gurunya. Terlebih belajar lewat daring cukup menyulitkan orang tua.
“Alhamdulillah lega anak bisa masuk sekolah lagi, ketemu temannya, gurunya juga. Jadi pembelajaran bisa lebih efektif, daripada daring, kurang maksimal, ” ungkapnya.
Meski demikian, lanjut Khanifatul, sebagai orang tua, dirinya masih was-was akan potensi penularan Covid-19 di sekolah. Menurutnya, perlu antisipasi ekstra dari pihak sekolah terkait penerapakan protokol kesehatan utamanya bagi para pedagang di luar sekolah yang berjualan di komplek sekolah. Rom