Enam Anak Punk Kena Razia

Boyolali (Soloraya Cyber) – Sejumlah anak punk yang selama ini meresahkan masyarakat, berhasil terjaring petugas Polres Boyolali.Selasa (26/5/2015). Razia yang di gelar di seputaran Pasar Sunggingan Boyolali kota berhasil menjaring sedikitnya enam anak punk.
“Kita data dan lakukan pembinaan. Kita banyak menerima aduan masyarakat tentang adanya anak punk yang cukup meresahkan masayarakat,” kata Kabag Ops Kompol Haryanto mewakili Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono.
Kendati demikian, lanjut Haryanto, jika anak punk yang tertangkap memiliki kasus hukum (kriminal) akan diproses oleh unit reskrim.
“Kita tangkap enam orang, mereka saat ini masih di periksa. Kalau terbukti kriminal tetap akan kita proses,” katanya.
Namun jika tidak terbukti melakukan tindak kriminal, lanjut Haryanto, sejumlah anak punk tersebut bakal diserahkan ke Dinsosnakertans untuk selanjutnya dikirim ke panti sosial.
Salah satu anak punk, yakni Muhammad Aroffin, dia mengaku menjadi anak punk karena tidak lulus dari pondok pesantren.
”Dulu ikutan teman sampai jadi seperti sekarang” katanya saat pendataan di Mapolres Boyolali.
Dia mengaku nyaman selama menjadi anak punk karena memiliki kehidupan yang bebas. Menurutnya bisa menjadi anak yang lebih mandiri dan tidak bergantung dengan orang tuanya.
”Lebih mandiri. Kita cari uang untuk dinikmati bersama teman-teman,” katanya.
Anak punk lainnya, Prastiyanto warga Ampel Boyolali mengaku, dirinya sudah lama menjadi anak punk. Dia juga banyak mengikuti kegiatan jalanan sampai ke daerah lainnya.
”Saya pernah ikut sampai ke Jakarta, bareng-bareng aja asik. Disana nanti caranya hidup dengan mengamen kita makan bareng-bareng,” jelasnya.
Ditanyai soal bagaimana awalnya dia menjadi punk, Prastiyanto mengaku awalnya cuman ikut-ikut teman saja. Namun lama kelamaan dia menikmati dan terus menjalani hidup di jalanan bersama teman-teman sepenanggungannya.
”Nyaman aja jadi bebas tidak ada yang mengatur,” papar dia.
Tanpa menyebut nominal, kedua anak punk itu mengaku penghasilan setiap hari tidak menentu. Yang jelas, ketika usai mengamen mereka mengumpulkan uang bersama-sama untuk makan bersama.
”Kami bergerombol biasa ada juga yang cewek. Tapi kalau narkoba, tidak, kami tidak mampu mendapatkannya,” katanya.
Sementara itu, dari pendataan yang dilakukan petugas, dari ke enam anak jalanan yang terjaring razia premanisme itu, diketahui ada dua yang pernah tersangkut kasus tindak pidana. Satu karena kasus menjadi penadah Handphone (HP) curian dan divonis tujuh bulan di Kabupaten Semarang. Serta satu anak lagi pernah terlibat kasus penganiayaan dan juga dihukum tujuh bulan di Boyolali.
 “Operasi premanisme kita lakukan rutin setiap hari. Ada beberapa titik yang menjadi target yang dimungkinkan menjadi mangkal anak-anak punk. Yaitu di Bangak, Ampel dan Boyolali Kota. Kami akan terus pantau untuk memberikan pembelajaran dan pembinaan,” kata Kompol Haryanto.

cek
Exit mobile version