![]() |
Bupati Rembang menyerahkan Alsintan dan kartu tani secara simbolis di acara syukuran petani tembakau, Rabu (25/10/2017). Foto (rom/rembangcyber.com) |
SULANG, REMBANGCYBER.COM – Petani tembakau di Rembang, menggelar tasyukuran atas keberhasilan panen raya tembakau pada tahun ini dengan menggelar wayang kulit, Rabu (25/10/2017) malam.
Uniknya, pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Sigit Arianto dengan lakon Pendowo Syukur digelar di tengah lahan bekas tanaman tembakau di Desa Kaliombo, Kecamatan Sulang.
Ketua Panitia sekaligis pengurus Asosiasi Petani Tembakau Infonesia (APTI) Rembang, Marjuki mengatakan, pihaknya sengaja menggelar wayangan di tengah sawah bekas lahan tembakau sebakai simbolisasi bahwa semua biaya untuk syukuran dihimpun dari hasil sawah berupa daun tembakau.
“Bagi petani, sawah merupakan rumah dan kantor tempat bekerja para petani. Kami bersyukur atas keberkahaan panenan tembakau yang musim ini hasil penjualan petani meningkat,” terangnya, Rabu.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz yang hadir di acara tersebut mengajak para petani tembakau untuk pandai-pandai mengelola keuangan dengan tidak berlaku boros dan konsumtif.
“Ketika harga terpuruk, petani jangan ngamuk. Sebaliknya, kalau harga bagus seperti tahun ini, petani harus bisa menyisihkan penghasilan untuk ditabung. Jangan boros dan konsumtif,” tegasnya.
![]() |
Dalang Ki Sigit Arianto. Foto (rom/rembangcyber.com) |
Di Rembang, tambah Hafidz, jika cuaca bersahabat dan harga bagus, tidak ada komoditas pertanian yang hasilnya melebihi tembakau.
“Tahun ini, pendapatan petani tembakau per hektare minimal Rp 50-an juta. Jangan dihabiskan ke kafe karaoke. Tapi piye carane petani nabung, biar dapat meningkatkan kesejahteraan. Syukur besok tiap hektarenya dapat Rp 100 Juta. Lho ojo dianggep byak byuk, ucapan seperti ini kan doa, semoga terwujud,” tambahnya.
Staf Ahli Bidang Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Witono mengatakan komoditas tembakau tidak hanya untuk rokok, tetapi juga dipergunakan sebagai bahan kosmetik dan obat – obatan.
“Perluasan lahan tembakau, muara tujuannya demi kesejahteraan petani. Tentu kami berharap kemitraan petani dengan perusahaan kedepan semakin baik. Pemerintah tinggal memfasilitasi. Apalagi manfaat tembakau sangat beragam, jadi peluang yang terbuka ini menjadi sarana efektif untuk pemberdayaan petani,” tuturnya.
Lakon Pendowo Syukur sendiri mengisahkan Pendowo yang sukses membangun Negara Indraprasta menjadi gemah ripah lohjinawe. Hal itu sama seperti yang dialami petani Rembang untuk meningkatkan kesejahteraan melalui komoditas tembakau.
Dalam kesempatan itu Bupati Rembang juga menyerahkan secara simbolis Kartu Tani dan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani.
Petani tembakau di Rembang selama ini menjalin kerjasama dengan PT Sadana Arif Nusa. Tahun ini luas lahan tembakau di Rembang mencapai 3.700 hektare. Ditargetkan, tahun 2018 luasan bisa meningkat mencapai 5 ribu hektare. (Tarom)