REMBANG, Rembangcyber.com – Pewarta di Kabupaten Rembang menggelar aksi keprihatinan di depan kantor perwakilan sebuah media cetak di Jalan Pemuda Rembang, Kamis (25/8).
Aksi keprihatinan dilakukan dengan menutup mulut menggunakan plaster sambil berjalan mundur dengan mengusung poster sindiran bertuliskan ‘Nyawa teman terancam, kok diam?’.
“Ini sebagi simbol keprihatinan masih ada media yang diam saja melihat kesewenang-wenangan. Kemunduran bagi dunia pers ketika masih ada media yang tidak peduli terhadap kondisi wartawan yang terancam nyawanya. Sebagai media semestinya berani melawan ketidakadilan. Wartawan luar daerah saja memberikan dukungan. Ini bukan lagi masalah perseorangan atau organisasi, melainkan sudah menyangkut masalah profesi kewartawanan,” jelas Ketua PWI Rembang, Djamal A Garhan.
Para pewarta yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Forum Wartawan Rembang (FWR) menyesalkan sikap media tersebut yang ‘dingin’ atas kasus intimidasi yang menimpa wartawan saat meliput kasus kecelakaan kerja PLTU Pembangkit Jawa Bali (PJB) di RSUD Soetrasno Rembang.
“Kami sangat prihatin, ternyata media yang berkantor pusat di Kudus itu tidak pernah memberitakan kasus intimidasi terhadap wartawan oleh oknum karyawan PLTU PJB. Bahkan, koran ini juga tidak memberitakan kasus kecelakaan kerja PLTU yang membuat seorang meninggal dunia dan tiga lainnya luka parah,” ucap Ilyas, salah seorang pewarta. (Rom)